Aku ingin bercerita. Berbagi kisah pada kalian. Agamaku Islam, tapi aku jarang sekali ibadah. Shalat wajibku saja masih kadang-kadang. Kadang tidak mengerjakan, dan terkadang lupa, hehe, kapan shalatnya yah??? Tapi suatu waktu aku benar-benar mengerjakan shalat lima waktu dengan benar, dengan baik, dan dengan tepat, tak ada yang terlewatkan satu pun. Ketika itu sedang ada maunya.
Ketika aku sedang mempunyai permasalahan yang tidak bisa aku selesaikan. Aku rajin beribadah. Rajin berdo’a. Itulah manusia, ingat pada Tuhan ketika butuh. Baik kepada seseorang ketika butuh. Namun menurutku ada yang salah dengan do’aku. Do’a yang belum mampu aku dapat. Do’a itu adalah sebuah permintaan, do’a itu adalah sebuah permohonan kita pada Tuhan. Dan aku meminta hal yang belum aku sanggup untuk aku terima.
Setiap hari, setiap selesai shalat aku berdo’a kepada Tuhan. Ya Allah, berilah hamba kesabaran. Ya Allah, jadikanlah hamba sebagai hambamu yang senantiasa bersabar. Ya Allah, kuatkanlah iman hamba, jauhkan hamba dari godaan syetan. Ya Allah, tuntunlah hamba ke jalan yang benar, jalan yang engkau ridhai…
Dan alhamdulilah, Allah mengabulkan do’a-do’aku. Dia memberikan apa yang aku inginkan. Namun aku menyesal berdo’a seperti itu kepada Tuhan. Kalian tau? pada waktu itu semua permasalahan yang sedang aku dapatkan bukannya selesai. Namun menjadi bertambah berat. Aku murka, aku marah, aku berontak pada Tuhan. Aku yang tadinya sudah cukup bersabar dengan semua permasalahanku saat itu. Aku yang pada waktu itu sudah kembali beriman kepada Tuhan. Berbalik kembali menjadi orang yang tidak bersabar, dan tidak beriman. Itu maksud dari yang aku katakan bahwa do’aku salah.
Betapa maha kuasanya Tuhan. Betapa maha besarnya Tuhan. Aku berdo’a agar aku menjadi orang yang sabar, aku berdo’a agar aku menjadi orang yang beriman. Tapi kenapa Tuhan malah memberiku bertubi-tubi cobaan. Belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seakan aku tak kuat untuk melanjutkan hidup ini. Aku rapuh, aku terpuruk, aku terlunta-lunta dalam kekecewaan.
Beberapa hari kemudian aku mencoba memahami semua yang terjadi padaku. Aku menela’ah jejak demi jejak langkah yang telah aku lalui. Aku mencoba merajut pikiranku untuk memahami semua itu. Subhanallah, Allahu Akbar. Allah maha besar. Allah maha mendengar do’a-do’a hambaNya. Kalian tahu? Aku berdo’a untuk menjadi orang yang sabar dan beriman. Agar iman ku kuat. Itulah jawabannya. Itulah jawaban yang diberikan Tuhan pada kita. Aku baru sadar dan aku baru menyadarinya.
Untuk sahabat-sahabatku aku ingin berbagi semua ini dengan kalian. Tuhan memberikan masalah kepada manusia bukanlah sebuah ujian. Itu bukanlah sebuah cobaan. Itu adalah jawaban, itu adalah pemberian dari permintaan kita kepada Tuhan melalui do’a. Kita sebagai manusia meminta, memintalah dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan memberi, memberi sesuai dengan permintaan kita. Namun terkadang manusia ada yang siap dan ada yang belum siap ketika do’anya dijawab oleh Tuhan. Ketika permintaannya dikabulkan oleh Tuhan.
Seperti aku pada waktu itu. Aku belum siap. Ternyata aku yang belum siap, bukan Tuhan yang tidak sayang kepadaku. Tuhan memberikan cobaan bukan untuk menguji kita melainkan memberikan apa yang kita inginkan melalui do’a. Aku ingin sabar dan beriman, Tuhan pun mengabulkannya.
Kalian sudah sadar belum? Sebenarnya Tuhan memberikan cobaan kepadaku tidak lain adalah agar aku bisa menjadi orang yang bersabar dan beriman kepadaNya. Ngerti gak? Sebenarnya pada saat itu Tuhan sedang mencetak hati yang sabar dan beriman dalam diriku. Namun betapa bodoh dan kecilnya pikiranku saat itu. Sampai-sampai aku berburuk sangka pada Tuhan. Massyaallah. Seseorang dapat dikatakan orang yang sabar ketika dia dihadapkan dengan sebuah masalah. Seseorang dapat dilihat apakah dia termasuk orang yang sabar dan tidak ketika dia sedang dirulung masalah. Iyah kan? Kita melihat sekelompok orang yang sedang menunggu kendaraan umum yang terlambat datang dari biasanya. Kita bisa lihat orang yang sabar seperti apa dan yang tidak sabar seperti apa. Dari ekspresinya kelihatan, dan setiap orang akan berbeda-beda ekspresinya antara yang sabar dan tidak. Iyah kan? Kalau saja kendaraan umum itu tidak datang terlambat, ekspresi orang-orang tersebut pasti sama, datar-datar saja.
Mengertikan maksudku? Bagaimana kita bisa dinilai sudah bersabar atau belum jika kita tidak diberi ujian dahulu. Yah seperti kendaraan umum yang datang terlambat tadi, itu adalah ujian. Kalau saja tidak terlambat kita tidak tahu yang sabar dan tidak. Karena kita tidak bisa menilainya.
Tuhan itu maha mendengar. Tuhan itu maha pemurah. Namun terkadang kita senantiasa berburuk sangka padaNya. Ketika kita diberi cobaan kita pasti bilang ya Allah, kenapa engkau berikan cobaan ini kepadaku, kenapa engkau tega memberikan semua siksaan ini padaku, apakah engkau tidak senang kepadaku, apakah engkau tidak sayang kepadaku, dan seterusnya dan seterusnya. Astagfirullahaladzim!!! Tapi apakah kalian pernah menyadari nikmat Tuhan yang telah Ia berikan pada kalian? Tidak kawanku! Apakah kita pernah mengucap syukur atas nikmat yang pernah Ia berikan pada kita? Tidak kawanku! Kita selalu lupa untuk bersyukur kepada Tuhan. Massyaallah!!!
Padahal Tuhan memberikan nikmatNya kepada manusia melebihi dari apa yang manusia minta kepadaNya. Apakah ketika lahir kita meminta untuk mempunyai dua mata? Tidak kan kawan? Apakah kita meminta dua buah telinga, dua tangan, dua kaki? Tidak kan kawan? Tapi maha besar Allah, Dia memberikan semua itu tanpa kita minta. Apa kita bersyukur? Tidak kan kawan! Apa kalian sadar atas udara yang kalian hirup setiap detiknya yang tanpa kalian sadari, bahkan tidak kalian minta? Tapi Tuhan memberikan semua itu di luar batas kesadaran kita. Coba bayangkan oleh kalian semua jika kita bernafas harus meminta (berdo’a) dahulu kepada Tuhan. Betapa sulitnya kita hidup didunia ini.
Mulai saat ini, banyak-banyaklah kita bersyukur pada Tuhan. Karena sesungguhnya Tuhan maha penyayang. Dia maha kasih. Betapa banyak yang telah Ia berikan kepada kita sebagai umatNya. Dia tidak pandang bulu. Bahkan kepada orang yang tidak menyembahNya pun Ia memberikan begitu banyak kenikmatan di dunia ini. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang sabar dan bertawakal kepada Tuhan. Amin.
***
note: tolong berikan reaksi atau komentar agar penulis dapat berintrospeksi terhadap postingan-postingan berikutnya... terima kasih!!!
0 komentar:
Posting Komentar